Setiap wanita memiliki cinta pertama yang sempurna. Bisa disebut dengan cinta pertama yang indah dan tak akan ada cinta yang seindah cinta pertama itu. Bukan cinta pertama dari lelaki lain, melainkan cinta pertama sang ayah.
Lantas, bagaimana jika cinta pertama yang indah nan sempurna itu berubah menjadi patah hati pertama dan terbesar bagi sang wanita? Sungguh tragis jika dibayangkan. Namun, tak perlu dibayangkan, itulah yang terjadi pada seorang gadis kecil saat ini.
Cinta pertama yang sempat indah nan sempurna itu berubah menjadi cinta terburuk sepanjang masa. Seorang wanita polos, lugu, dan berhati lembut yang mengharapkan banyak cinta yang tulus di dalam hidupnya ini justru mendapat luka yang luar biasa membekas di dalam hati kecilnya.
Tak pernah ada satu hari pun semenjak ditinggalkan ayahnya, ia tidak mengharapkan cinta seperti yang sempat diberikan ayahnya dulu.
Dia tidak ditinggalkan ayahnya untuk selamanya, hanya saja peran dan cinta ayahnya sudah berpindah.
Rasa sesak, benci, rindu menghantuinya setiap hari. Melihat kehidupan ayahnya bersama dengan keluarga kecil barunya di dunia maya membuat hati kecil sang gadis semakin tergores setiap harinya. Ia selalu mencurahkan kesedihannya di atas sajadah favoritnya. Bercerita kepada penciptanya mengenai hal yang sama setiap hari, "Mengapa harus aku yang merasakan ini? aku masih butuh ayahku", ucapnya di atas sajadah di sepertiga malam. Karena ia merasa malu jika harus bercerita dengan ibunya.
Sang gadis merasa bahwa apa yang ia rasakan setiap harinya tidak lebih menyakitkan daripada apa yang dirasakan dan apa yang sudah dilalui ibunya. Ibu yang dulunya ceria sekarang tidak seceria dulu. Mungkin ibunya juga memasang topeng yang sama seperti dirinya.
Rasa iri akan selalu timbul apabila melihat seorang gadis kecil sedang bergurau bersama ayahnya. Rasanya, ia baru saja mendapati hal yang sama kemarin. Sialnya, air mata yang begitu berharga selalu saja jatuh tanpa permisi setelah melihat kejadian seperti itu. Tidak bisakah ia mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya kembali? Tidak bisakah ia meminta ayahnya kembali? Tidak bisakah ia meminta untuk bahagia lagi?

Comments
Post a Comment