A. Informasi Umum Perangkat Ajar Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun Pelajaran : 2023-2024 Kelas/Fase : Kelas VII/Fase D Alokasi Waktu : 2 JP (2x40 menit) B. Capaian Pembelajaran Fase D 1. Fase Capaian Pembelajaran (CP) : Pada akhir fase D, siswa menggunakan teks lisan, tulisan, dan visual dalam Bahasa Inggris untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam dan dalam situasi formal dan informal, berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur, teks khusus (pesan singkat, iklan) dan teks asli menjadi rujukan utama dalam mempelajari Bahasa Inggris di fase ini. 2. Elemen CP : a) Elemen Membaca - Memirsa Pada akhir Fase D, siswa dapat secara berkelompok dan mandiri membaca dan merespons teks-teks yang sudah dikenal dan tidak dikenal yang berisi struktur yang dapat diprediksi dan kosakata yang sudah dikenal, serta dapat menemukan dan mengevaluasi ide-ide utama dan informasi spesifik dalam teks-teks dengan genre yang berbeda. b) Elemen...
Demo yang dilakukan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Banyumas berujung ricuh, bagaimana tidak mahasiswa memaksa masuk menjebol pintu kantor rektorat, pasalnya rektor tidak datang menemui para massa yang melakukan aksi pada Senin (29/4/2024).
Aksi tersebut dilatarbelakangi kebijakan kenaikan Uang Kuliah Tunggal 2024 yang dinilai memberatkan mahasiswa(i).
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Aksi, Fadhil Syahputra.
"Yang jelas kalau tuntutan kita tidak dicabut, kita menuntut untuk turunkan rektor, saat ini kita menduduki rektorat. Cabut undang-undangnya ganti dengan yang baru, ganti seperti semula," ujarnya, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Tuntutan massa aksi akhirnya berbuah manis dengan adanya Peraturan Rektor Nomor 6 Tahun 2024 tentang Biaya Pendidikan Mahasiswa itu telah dicabut pada Senin (29/34/2024).
Namun ada yang lucu dari aksi ini, bukan terjadi pada saat aksi dilakukan melainkan setelah aksi selesai.
Hal ini di tengarai dengan viralnya foto mahasiswa unsoed membentangkan spanduk dengan slogan “ORANG MISKIN DILARANG SARJANA”
Slogan tersebut dianggap netizen ejekan, menyindir dan merendahkan masyarakat kurang mampu padahal orientasi dari kalimat itu untuk menyindir pihak penguasa yang melakukan kapitalisasi pendidikan yang berdampak pada sulitnya mengakses pendidikan karena mahal.
Tidak salah juga dengan anggapan netizen namun yang salah adalah langsung menjustifikasi tanpa mencari tahu maksud dari kalimat tersebut.
Kalimat dalam slogan itu terjadi dua pandangan ada yang mengatakan kalimat satire dan ada yang menganggap majas sarkasme.
Dari dua pandangan tersebut tidak ada yang salah karena sama-sama menganggap kalimat dalam slogan itu adalah sindiran kepada pihak penguasa bukan merendahkan masyarakat ekonomi rendah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) satire adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang.
Mengutip dari buku Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, satire adalah gaya bahasa yang berbentuk penolakan dan mengandung kritik dengan maksud agar sesuatu yang salah dicari solusi atau kebenarannya.
Sedangkan Sarkasme atau dalam Bahasa Inggris disebut sarcasm adalah sebuah majas sindiran atau figure of speech yang digunakan untuk mengatakan kebalikan dari apa yang sebenarnya. Sarkasme umumnya bernada negatif.
Dari kejadian viralnya slogan tersebut yang berdampak banyak netizen yang merasa dihina diejek dan di rendahkan, menjawab pertanyaan mengapa “pendidikan Penting” dalam kehidupan pasalnya untuk memahami orientasi dan maksud dari sebuah kalimat tentunya dibutuhkan literasi.

Comments
Post a Comment